BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS »

Search This Blog

Selamat Datang

Selamat datang kepada semua rakan,sahabat,guru,bekas pelajar SMK Marudi dan pelajar SMK Marudi yang sedang menuntut di SMK Marudi ke laman blog saya ini.

Followers

Monday 22 March 2010

KISAH NABI NUH

Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya


Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".



Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.

Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.



Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.



Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.



Berkata mereka kepada Nabi Nuh: "Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."



Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya: "Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang." .



Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata: "Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."



Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata: "Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.



Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka: "Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:

"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan."

Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru: "Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."



Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.

Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan: "Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah: "Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."

Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.



Dengan iringan "Bismillah majraha wa mursaha" belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu.

Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.



Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya: Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang: "Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."



Nuh menjawab: "Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."

Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.



Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah: "Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa." Kepadanya Allah berfirman: "Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang bodoh."



Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."



Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh: "Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi Nuh Dalam Al-Quran


Al-Quran menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48 yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.

Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.



Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud: "Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud: "Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri." Juga peribahasa yang berbunyi: "Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

Sunday 21 March 2010

MUTIARA MINDA





Teringat pesan ayahanda, "Sudahkah di Qada' Solat yang lepas-lepas? Jika tidak ingat, gantikanlah dengan mengira berapa usia kita sekarang ditolak kira-kira 10 tahun dari mula akil baligh kita." Subhanallah, betapa alpanya kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat.

Peringatan buat diriku yang sering lupa. Adakah kita seorang Islam? Pernahkah kita terfikir. Hidup kita ini hanyalah sementara. Sampai masanya kita akan pergi menemui Allah. Apakah bekalan dan persediaankita menempuh hari kematian? Dalam kita mengejar kejayaan dunia, kita sering lupa bahawa tujuan hidup kita yang sebenar. Apakah pilihan kita?

Beruntunglah orang-orang yang berebut-rebut menagih ihsan dan kasih-sayang Allah. Sesungguhnya keredhaan Allah yang kita cari. Dunia yang semakin tua ini sering dilanda masalah, bermula daripada jerebu, kegawatan ekonomi, timbul pula gejala murtad... Fitnah.. gempa bumi, peperangan dan bermacam-macam lagi. Ini sebenarnya adalah ujian Allah kepada kita. Adakah kita benar-benar menginsafinya? Semua ini juga adalah bala! Tanda kemurkaan Allah.

Adakah kita benar-benar seorang Islam? Maka, adakah kita fikir bahawa kejayaan kita di Universiti dapat membawa kita ke Syurga? Adakah kita fikir bahawa kejayaan kita adalah kerana usaha dan ikhtiar anda sendiri. Tidak malukah kita mengaku diri kita hebat, bijak, rajin. walhal semuanya adalah kurnia Allah. Segala kelebihan yang ada pada kita adalah datangnya dari Allah. Apakah kita fikir Allah itu akan menyukai hambaNya yang tidak bersyukur?

Adakah kita yakin kita seorang Islam? Sedangkan Rabiatul Adawiyah tidak mahu melupakan Allah walau sedetik sekalipun. Hassan Al-Basri pula menangis sampai berjujuran airmata kerana menyesal melupai Allah dalam beberapa minit. Tetapi, mengapa kita masih leka di buai perasaan...

Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berzikir kepada Allah? Tidakkah kita berasa rugi kerana kurang berselawat kepada Rasulullah?

Siapa diri kita sebenarnya? Firaun? Tentu tidak. Jadi, siapa kita sebenarnya?

Wahai manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina! Apakah kita yakin kita bertuhankan Allah? Maka, mengapa kita tidak mahu mengejar Dia? Mengapa kita masih mendedahkan aurat? Mengapa kita masih tidak mahu menuntut ilmu. Syariat,Tariqat, Hakikat, dan Makrifat. Feqah danTasauf. Dapatkah kita menghuraikan cabang-cabang ilmu tersebut? Tidak malukah kita kerana gagal menghuraikannya, jauh dari mengamalkannya? Adakah kita harus mempersalahkan puak-puak kristian yang berjaya memurtadkan ribuan umat Islam jika kita sendiri gagal memperhebatkan pertahanan diri?

Ketahuilah, sesungguhnya Iblis itu amat suka kepada mereka yang tidak berilmu. Sedarilah bahawa kejahilan boleh menyebabkan dosa. Dosa! Kita tidak takut dosa.Berapa banyak amalan kita yang boleh menghapuskan dosa seharian? Apakah kita begitu yakin untuk menempuh akhirat? Siapakah kita menjelang hari kematian? Adakah kita seorang Islam? Bersediakah kita berhadapan dengan malaikat maut? Apakah kita merasakan diri kita terlalu mulia sehingga tidak ada daya untuk menjauhkan diri dari perbuatan mungkar?



Kita pergi kuliah, pergi kerja, kita yakin kita telah menutup aurat? Kita solat, kita yakin solat kita tidak tercela? Kita makan, kita yakin rezeki yang kita jamah diredhai Allah? Kita minum, kita yakin di akhirat kelak kita akan dapat minum seperti yang kita minum sekarang? Kita ketawa, kita tidak malu pada Allah? Kita cemerlang dalam SPM, PASCAL, LOGIK, TITAS, C++, kita yakin semua itu dapat membantu kita menjelangnya fitnah kubur? Kita berpuasa, kita yakin puasa kita mulia sehingga dapat membela kita di hari akhirat? Kita sihat, kita yakin Allah muliakan kita? Kita sakit, kita tidak malu pada Allah kerana menarik balik nikmat kesihatan?

Siapa Kita? Kita adalah manusia yang berasal dari sekepal tanah yang hina hina, betapa hinanya kita tapi, kita masih mampu tersenyum dan tertawa. Bersedialah menempuh hari selepas kematian, bersedialah untuk menempuh sakaratul maut. Burulah cinta ALLAH, sebelum Allah menutup pintu rahmatnya.

Sesungguhnya kematian itu adalah sesuatu yang PASTI! Siapa kita?



Wallahu'alam



IBU UTAMA



A) Nabi S.A.W bersabda yang bermaksud: Ada 4 di pandang sebagai ibu iaitu:

1 ) Ibu dari segala UBAT adalah SEDIKIT MAKAN.

2 ) Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERCAKAP.

3 ) Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.

4 ) Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR



B) Berpesan-pesanlah kepada kebenaran dan Kesabaran.



C) Beberapa kata renungan dari Qur'an : Orang yang tidak melakukan Sholat pada : Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar. Zhuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya. Asar : Dijauhkan dari kesihatan / kekuatan. Maghrib :Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya. Isya' : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya Al-Quran:



Sembahyanglah sebelum kau disembahyangkan oleh orang lain.







KISAH LUCU & BENAR


1. KISAH SENGAU

Seorang lelaki yang sengau naik ke sebuah bas lalu bertanya kepada pemandu bas "Vang.. vas nih fegi hamfang ke...?" (bang, bas ni pergi ampang ke?).

Pemandu bas itu berdiam diri. Marah kerana tidak dilayan, lelaki sengau itu pun turun dari bas.

Seorang lelaki lain di belakang pemuda sengau tadi pun bertanya kepada pemandu bas itu. "kenapa awak diam tadi? kesian dia..."

Pemandu itu pun menjawab: "Masham mana haya nak hawab.... haya hun hengau hugak.. hhanti hia hata haya hehek hia hulakk!!!........" (macam mana saya nak jawab.. saya pun sengau jugak.. nanti dia kata saya ejek dia pulak!!!)..."



2. MADE IN JAPAN

Seorang pelancong Jepun menahan teksi di depan hotel penginapannya untuk ke lapangan terbang.

Setelah menekan butang meter tambang,teksi tu mula bergerak dengan perlahan. Dilebuh raya, pemandu teksi tadi memandu dengan kelajuan yang sederhana.Tiba-tiba, sebuah kereta memotong.

"Ah, Nissan. Made in Japan. Very fast", kata pelancong Jepun tadi. Kemudian sebuah lagi kereta memotong dengan laju. "Ah, Toyota. Made in Japan. Very fast", kata pelancong Jepun tu lagi.

Kemudian sebuah lagi kereta memotong, lebih laju. "Ah, Mitsubishi. Made in Japan. Very fast", kata pelancong itu lagi, bangga dengan keluaran negaranya.

Sampai di lapangan terbang.....ketika pelancong itu ingin membayar tambang teksinya.."RM100 please..." kata pemandu teksi selamba.

"What? RM100? it's not that far from the hotel?", pelancong tu tak puas hati. "Ah...Agrometer (meter teksi). Made in Japan. Very fast", jawab pemandu teksi tersebut dengan selambanya.



3. SIDE A DAN SIDE B

Seorang doktor di sebuah Hospital Sakit Jiwa berjalan-jalan di sekitar hospital untuk melawat para pesakit. Tugas ini merupakan akitiviti hariannya sepanjang beliau bertugas.

Sepanjang beliau berjalan, beliau terdengar suara orang sedang menyanyi kalau tidak silapnya. Beliau cuba mencari dari mana datangnya arah suara itu.

Setelah puas mencari....barulah beliau menyedari suara itu datang dari sebuah bilik berhampiran dan ternyatalah yang menyanyi itu adalah salah seorang pesakitnya yang menyanyi dengan penuh perasaan seolah-olah seorang penyanyi.

Tapi yang hairannya, beliau melihat pesakit itu menyanyi dalam keadaan terlentang. Tiba-tiba tak lama kemudian dia meniarap pula......sambil menyanyi doktor itu terus bertanya, "Kenapa awak tadi terlentang....tapi sekarang meniarap pula?!"

Lalu pesakit itu menjawab, "Ooooo tadi Side A..ini Side B pulak."





"Wahai pemuda, seandainya kamu meyakini kami & kamu mengikuti jejak langkah kami & kamu bersama kami di atas jalan Islam yang murni ini, kamu tinggalkan segala fikrah kecuali fikrah Islam & kamu wakafkan segala tenaga & usaha kamu untuk aqidah yang kamu yakini ini, maka semua itu akan mendatangkan kebaikan untukmu di dunia dan di akhirat. Allah akan membuktikan kepadamu apa yang telah dibuktikan kepada generasi Islam yang pertama dahulu. Setiap orang yang bekerja dengan penuh ikhlas & setia dalam medan da'wah ini akan mendapati sesuatu yang mengisi hemah & cita-citanya. Ia akan mendapati sesuatu yang mengisi segala daya & tenaga yang ada padanya. Tetapi sekiranya kamu enggan & memilih sikap serba salah & tidak jelas, terumbang-ambing di antara seruan-seruan & kefahaman yang mengecewakan & menyesatkan, maka sesungguhnya angkatan Islam & tentera Allah akan meneruskan perjalanan mereka tanpa mengira bilangan sama ada sedikit ataupun ramai sebagaimana firman Allah dlm Surah Ali-Imran:126 yang bermaksud;

"Dan kemenangan itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."



Wallahu A'lam..




Scoring SPM Bahasa Melayu - Karangan (Part 1 of 2)




A reader asked how to score an A in SPM Bahasa Melayu at Malaysia Students Forum. Since I was able to score a 1A in my SPM Bahasa Melayu, I have the responsibility to help other SPM candidates to get an A in this subject too. ;-) For your information, you have to pass SPM Bahasa Melayu to be eligible to continue your studies in form six or local university. Those who don’t pass Bahasa Melayu will sit for SPM July Paper (SPM Kertas Julai) the year after they have had their Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) examination.







Firstly, I would like to share the effective tips to score well in Paper 1 (Kertas 1) with you. For section A (bahagian A), you will have to write an essay within 200 to 250 words based on the material (bahan rangsangan) given. You should ensure that the length of your essay is within the suggested length and should not exceed it though I learned from my teacher that candidate can actually write to the maximum of 255 words.


Lihat gambar di bawah dengan teliti. Huraikan pendapat anda tentang usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk menangani gejala vandalisme. Panjang huraian anda hendaklah antara 200 hingga 250 patah perkataan.


Source: SPM Bahasa Melayu Kertas 1 (1103/1) November 2005 Bahagian A


One of the questions often asked by the candidates is should candidate write the whole essay on the material given or on the topic given. For instance, in SPM Bahasa Melayu 2005 paper 1, the question for section A is just four pictures showing public property being damaged as the result of vandalism and graffiti. There is a title in bold type read: ‘GEJALA VANDALISME (Vandalism)’. Some candidates worry that they might lose the content marks if they do not write mainly about the material (images).






Actually, candidates do not have to write about the pictures (the wanton damage of public property); instead they should write an essay on the topic Vandalism. They should write about the causes (faktor/punca), effects (kesan) and/or actions (langkah mengatasinya) taken to overcome problem depending on the question. So, for SPM 2005 (referring to the question), candidate should write on the actions (usaha) to be taken to overcome vandalism. However, to play safe, candidate can include a sentence or two describing the pictures given. (Sebagai contoh, telefon awam dirosakkan dan dinding bangunan diconteng dengan bahasa kesat.)






For SPM Bahasa Melayu 2004 paper 1, the question for section A is similar to SPM 2005 in the way the question being asked, in which show four pictures of various pollution as the result of development with the title ‘PEMBANGUNAN DAN ALAM SEKITAR (The Development and the Environment)’ at the centre of the pictures. So, student should not write the whole essay about the pictures. Instead, student should write the essay focussing on the topic the Development and the Environment.






Since section A of paper 1 tests mainly on the Malay language and not the content, your essay should be grammatically correct (ayat gramatis) besides showing wide vocabulary (kosa kata luas) and interesting phrases (fasa menarik). These tips work well for section B (bahagian B) too!


Pilih satu daripada soalan di bawah dan tulis sebuah karangan yang panjangnya lebih daripada 350 patah perkataan.


Source: SPM Bahasa Melayu Kertas 1 (1103/1) November 2005 Bahagian B


In section B, you have to choose one out of five questions provided and write a continuous essay (esei) more than 350 words. Please note that if you prefer writing formatted essay (karangan berformat), you have to write it in correct format to avoid mark deduction. Here is a secret to score well in this section: write a lengthy essay! Why lengthy essay? This is because a piece of lengthy writing gives the examiner an illusion impression that you can write very well.






Personally, I usually wrote my SPM Malay continuous writing more than 700 words (about three pages depending on your handwriting). Of course, your essay should not have too many errors including but not limited to grammar, spelling and word choice errors. If however you tend to make a lot of mistakes in your writing, I would advise you to write an essay about 500 words. (more than two pages depending on your handwriting). The trick is to write your words in big text size and ensure that there are not more than ten words in each line. In addition, use some relevant idioms in your writing. Some of the common Malay idioms which you should have mastered include but not limited to bulat air kerana pembetung, bulat manusia kerana muafakat; melentur buluh biarlah dari rebungnya; biar mati anak, jangan mati adat and berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.






Some questions in section B are open questions which mean that you can write about the causes (faktor/punca), effects (kesan) and/or actions (langkah mengatasinya) taken to overcome a particular problem. For instance in SPM 2005, some questions have the keywords ‘ulas pernyataan di atas’ and ‘berikan komen anda tentang pernyataan tersebut’. Meanwhile, some other questions have limited the scope of your essay. You can easily identify this type of questions by looking for the keywords like ‘berikan pendapat anda tentang peranan keluarga dalam pembentukan sahsiah anak-anak’ and ‘tulis rencana tentang usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh pihak berkenaan bagi meningkatkan mutu sukan negara’.






For your information, the fifth question is always a literature-type question (soalan berbentuk sastera). Most of the time, the question will ask the candidates to write a short stories (cerpen) based on a theme or idiom (peribahasa) given. Choose this type of question only if you have a sound mastery of Malay language. Generally, art stream students prefer this type of question more than science stream students.






To increase the use of textbook in classroom, our government via Malaysian Examination Council (Majlis Peperiksaan Malaysia) has decided to limit the scope of some SPM essay questions to the SPM syllabus since 2004. Hence you can actually spot the essay questions by excluding the past years’ topics. Besides that, you can analyse the trial papers’ (kertas soalan percubaan) essay questions. Here I show you a real instance where the trial question was similar to the real SPM question. Last year, the fifth essay question (tulis cerpen berdasarkan peribahasa ‘bulat air kerana pembetung, bulat manusia kerana muafakat’) in the real SPM examination was identical with Terengganu second BM trial paper’s fifth question. Was it a question leak (soalan bocor) or just a coincidence? There are a lot more real cases in other subjects too!






Below, a recap of the main tips of this post:


Essays should be grammatically correct (ayat gramatis) besides showing wide vocabulary (kosa kata luas) and interesting phrases (fasa menarik).


Section A






Ensure that the length of your essay is within the suggested length.


Do not write about the pictures. Instead, write an essay on the topic given.






Section B






Write lengthy essay about 700 words.


Use some relevant idioms in your writing.


Analyse the topics covered in your form four and five textbooks, past years’ questions and trial papers.











“ SOLAT PENANDA ARAS KEKUATAN AKHLAK ”


Sidang Jumaat Yang Dirahmati Allah,

Saya berpesan kepada diri saya dan tuan-tuan sekalian, marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah s.w.t dengan sebenar-benar taqwa, dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala tegahan-Nya. Mudah-mudahan kita berbahagia di dunia dan di akhirat. Mimbar hari ini akan membicarakan khutbah bertajuk: “ SOLAT PENANDA ARAS KEKUATAN AKHLAK ”.



Muslimin Yang Dirahmati Allah,

Allah s.w.t. telah mewajibkan solat fardhu lima kali sehari semalam sebagai jadual Allah untuk memberi peluang kepada manusia mengingati dan tidak melupai-Nya. Apabila kita ingat, bererti kita sentiasa dekat kepada Allah s.w.t. yang memberi jaminan bahawa kita berada dalam zon selamat dan mendapat rahmat daripada-Nya. Kekuatan solat ini akan menentukan kualiti keislaman dan prestasi kecintaan kita kepada Allah serta mengukur pematuhan kita kepada syariat Islam. Kelemahan kita dalam menjaga kualiti solat akan menjerumuskan diri sebagai manusia yang rugi.



Justeru, betapa besar pengaruh solat terhadap kualiti keislaman ini, maka mimbar ingin mengingatkan bahawa solat adalah penanda aras kekuatan agama, akhlak, kunci pintu syurga dan amal yang paling mulia. Tertegaknya solat bermaksud tertegaklah agama, dan terabainya solat adalah meruntuhkan agama. Dengan demikian, kekuatan akar umbi kesungguhan melakukan solat bermula dari rumah. Umat Islam dan jemaah sekalian digalak memulakan amalan solat semasa berumur tujuh tahun. Apabila telah berumur sepuluh tahun, maka menjadi kewajipan ibu bapa atau penjaga menyuruhnya bersolat. Kalau ingkar mengerjakannya, maka diharuskan memukul sehingga perintah ini ditunaikan.



Firman Allah s.w.t. dalam surah Huud ayat 114:



Maksudnya: “Dan perintahkanlah keluargamu serta umatmu mengerjakan solat, dan hendaklah engkau tekun bersabar menunaikannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang yang bertakwa.”



Demikianlah tingginya kewajipan seorang muslim terhadap ibadah solat. Solat adalah amanah Allah s.w.t.. Sekiranya kita memelihara solat, nescaya kita sentiasa dipelihara oleh Allah, manakala jika kita mengabaikannya, maka kita tergolong orang yang rugi. Persoalan besar timbul ialah, apakah rahsia di sebalik perintah solat yang begitu kuat ini?. Antara lain, faedahnya ialah untuk kepentingan dan menjamin keselamatan umat manusia itu sendiri.



Muslimin Yang Dirahmati Allah,



Solat adalah benteng diri daripada melakukan maksiat dan kemungkaran. Ini bermakna, muslim yang istiqamah solatnya akan menjadi insan berakhlak mulia, hidup dipenuhi amal soleh, bersifat amanah, berintegriti tinggi, dan berjiwa tawadhuk. Walau bagaimanapun berdasarkan pemerhatian mimbar, mereka yang mengabai dan meringan-ringankan pelaksanaan solat ini cenderung menjadi seorang yang rosak akhlak, bergelumang dengan maksiat, kejam, dan mengamalkan sifat keji sehingga mengancam kesejahteraan dirinya dan masyarakat.



Imam Ahmad meriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. pernah bersabda:



Maksudnya: “Sesiapa yang menjaga solat, nescaya solat itu menjadi cahaya, pembela, dan penyelamatnya di hari kiamat. Manakala mereka yang tidak menjaganya tidak akan mendapat cahaya, pembela, dan penyelamat. Bahkan mereka akan diletakkan bersama-sama dengan Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.”



Berdasarkan hadith tadi, orang yang meninggalkan solat disebabkan harta akan dihimpun bersama Qarun, jika disebabkan pangkat akan dihimpun bersama Fir’aun, jika disebabkan jawatan akan dihimpun bersama Haman, dan jika disebabkan dunia korporat pula akan dihimpun bersama Ubay bin Khalaf seorang yang cintakan harta dan lupa akhirat. Kesemua watak korup ini boleh menyumbang kepada gejala negatif seperti pecah amanah, salah guna kuasa, pelanggaran kepada perlembagaan dan undang-undang negara, penyalahgunaan dadah, pelacuran, perzinaan, pembuangan bayi, kejadian jenayah, dan perceraian yang semakin meningkat hari ini, disebabkan kegagalan segelintir umat Islam menghayati fungsi solat.



Muslimin Yang Dirahmati Allah,



Mimbar ingin mengingatkan, bahawa melakukan dosa besar bukan sahaja kerana berzina, mencuri, minum arak, menderhakai ibu bapa, tetapi termasuk juga perbuatan mengabai atau meninggalkan solat yang amat dimurkai Allah s.w.t dan sangat dahsyat azabnya di dunia dan di akhirat kelak. Ini telah dijelaskan oleh Nabi s.a.w. dalam salah satu gambaran azab sewaktu peristiwa Israk dan Mikraj di mana orang yang meninggalkan solat memukul kepalanya sehingga hancur berulang-ulang kali. Selain itu, Allah s.w.t. akan mencampakkan golongan ini ke dalam neraka Saqar.



Firman Allah s.w.t. dalam surah al-Muddaththir ayat 43:



Maksudnya: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam (neraka) Saqar? Orang yang bersalah itu menjawab: Kami tidak termasuk orang yang mengerjakan solat.”



Sekiranya kita dimurkai oleh Allah s.w.t., siapakah lagi yang boleh kita harapkan untuk menyelamatkan kita di akhirat kelak?. Lupakah kita tentang ingatan Rasulullah s.a.w. supaya tidak mengabaikan solat di saat akhir hayat baginda?. Begitu juga kisah ambil berat Saidina ‘Umar bin al-Khattab tentang solat walaupun dalam keadaan tidak sihat akibat ditikam oleh Abu Lu’lu’ah al-Majusi, tetapi apabila mendengar seruan solat!solat, beliau segera bangun mendirikannya.



Muslimin Yang Dirahmati Allah,



Sempena kempen bulan dakwah di seluruh negara, maka mimbar ingin bertanya, apakah peranan para jemaah dan umat Islam sekalian dalam usaha menjadikan kekuatan solat itu sebagai penanda aras kekuatan kualiti beragama?. Mimbar menyeru ketua-ketua jabatan, majikan, pemimpin masyarakat dan ibu bapa sekalian supaya mengambilberat tentang kewajipan bersolat terhadap orang jagaan kita. Jangan bersifat lepas tangan. Sumbangan kita menggalakkan solat atau menyediakan kemudahan tempat solat yang selesa adalah dianggap sebagai langkah mendekati Allah s.w.t.



Firman Allah s.w.t. dalam surah at-Taubah ayat 71:



Maksudnya: “Dan orang yang beriman, lelaki dan perempuan, setengahnya menjadi penolong bagi setengahnya yang lain; mereka menyuruh berbuat baik, melarang daripada berbuat kejahatan; mereka mendirikan solat dan memberi zakat, serta ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.”





komen anda dihargai